Laporan Praktikum Morfologi Tumbuhan (Percabangan)

Laporan Praktikum Morfologi Tumbuhan (Percabangan)
 
A. Landasan Teori
Percabangan terjadi melalui aktifitas tunas aksilar atau tunas adventitis. Percabangan pada batang dapat dikotomi (batang menggarpu dua), yaitu bila tiutik tumbuh pada meristem apeks terbagi dua dan salah satu atau kedua bagian meristem tersebut tumbuh dengan cepat dan selanjutnya mengalami percabangan dikotom lagi. Percabangan pada batang dapat juga mengikuti salah satu atau kedua cara tersebut :
1. Suatu batang atau cabang dapat tumbuh terus sebagai aktivitas meristem apeks, membentuk batang atau cabang tunggal, yaitu hanya terdiri dari satu unit batang (caulomer). Struktur batang atau cabang yang demikian disebut sebagai struktur monopodial.
2. Suatu batang atau cabang terbentuk dari suatu seri linier unit-unit batang (suatu seri linier caulomer), dimana masing-masing ubnit batang (caulomer) berkembang dari satu tunas aksilar yang berada pada bagian distal unit batang sebelumnya. Struktur batang yang dibentuk dengan pola seperti ini disebut struktur batang simpodial.
Berdasarkan pola percabangannya, tumbuhan dapat dikelompokan kedalam kelompok model struktur percabangan berikut, sesuai dengan taraf kompleksitas percabangan tersebut.
A. Tumbuhan tak bercabang
Tumbuhan tak bercabang atau disebut pula pohon monokaulis adalah pohon dimana bagian vegetative diatas tanah (batang) hanya terdiri dari satu sumbu yang dibentuk oleh satu meristem saja yaitu meristem apeks. Jadi tubuh tumbuhan hanya dibentuk satu caulemor saja. Pada tumbuhan seperti ini tunas aksilar biasanya tidak berfungsi atau inaktif. Perbungaan dapat terminal (di ujung batang) atau lateral (dari ketiak daun). Tumbuhan-tumbuhan tak bercabang dapat dikelompokan kedalam model struktur percabangan sebagai berikut :


1. Model Holtum
Batang tumbuh terbatas, tidak bercabang dan perbungaan letaknya terminal, misalnya pada Agave, Corypha umbraculifera, Metroxycol sago.
2. Model Corner
Batang tumbuh tak terbatas (Continue), tidak bercabang dan perbungaan letaknya lateral, misalnya pada Cocos nucifera, Elais guineensis, Rafenala madagascariensis, Carica papaya.
B. Tumbuhan bercabang
Pada tumbuhan yang bercabang, struktur sumbu vegetative menunjukan artikulasi. Tumbuhan dapat dikelompokan kedalam tiga kelompok model struktur percabangan sebagai berikut :
1. Tumbuhan dengan sumbu vegetative semua ekivalen dan ortotrop (tumbuh keatas)
Tumbuhan yang termasuk kelompok ini adalah:
a. Model Tomlinson
Tumbuhan dengan struktur percabangan simpodial. Setiap caulomer muncul dari bagian proksimal caulomer sebelumnya dan tumbuh ortotrop. Pertumbuhan caulomer dapat terbatas atau tidak terbatas, misalnya Musa, Strelitzia, dan Cana.
b. Model Chamberlain
Batang dengan struktur simpodial, membentuk struktur artikulasi linier dan setiap caulomer baru dibentuk pada ujung distal caulomer sebelumnya. Tidak ada caulomer yang tumbuh horizontal dan setiap caulomer hanya menghasilkan satu caulomer baru. Misalnya Jatropha multifida dan Clerodendron paniculatun.
c. Model Leeuwenberg
Tumbuhan dengan struktur simpodial. Setiap caulomer menghasilkan lebih dari satu caulomer baru pada bagian proksimalnya. Caulomer-caulomer baru ini tumbuh menempati ruang yang tersedi, sehingga membentuk struktur artikulasi tiga dimensi. perbungaan letaknya selalu terminal, misalnya Plumeria acutipolia, Manihot esculenta, Ricinus comunis, Quassia, dan Solanum.

d. Model Schoute
Tumbuhan dengan pola percabangan dikotomi dan perbungaan letaknya lateral. tumbuhan dengan struktur percabangan model Schoute ini jarang ditemukan. Satu-satunya contoh adalah Hyphaene thebaica.
2. Tumbuhan dengan sumbu vegetative terdiferensiasi
Tumbuhan yang termasuk kelompok model ini sumbu vegetativenya menunjukan berbagai spesialisasi fungsi, sehingga dengan mudah dapat dibedakan antara batang utama dengan cabang-cabangnya. Batang utama memiliki peran mengembangkan dasar yang kokoh dan mampu tumbuh mencapai tinggi sedemikian rupa, sehingga memungkinkan daun dipucuknya memperoleh sinar matahari yang cukup. Akibatnya, batang utama menentukan tinggi pohon yang akhirnya dapat dicapai. Pertumbuhan batang utama dapat terus-menerus (continue) atau ritmik. Bila batang utama pertumbuhannya ritmik, ketika periode reda tumbuh tercapai, daun-daun dan tunas aksilar yang terbentuk tersusun dalam karangan. Pada saat ini pula, tunas aksilar beberapa daun dekatdibawah meristem apeks tumbuh menghasilkan cabang-cabang yang plagiotrop (tumbuhan horizontal). Cabang-cabang tersebut dapat berstruktur simpodial atau berstruktur monopodial. Kelompok model struktur percabangan ini meliputi :
a. Model Kwan-Koriba
Batang dengan struktur simpodial. Setiap caulomer pembentuk batang menghasilkan lebih dari satu cabang (caulomer baru). Kearah lateral pada bagian distalnya. Salah satu cabang terdiferensiasi secara sekunder sehingga posisi tuumbuhnya menjadi kearah vertical. Meneruskan pertumbuhan batang kearah atas. Misalnya Alstonia macrophaylla dan Cerbera manghas.
b. Model Pevost
Batang berstruktur simpodial. Setiap caulomer pembentuk batang menghasilkan lebih dari satu cabang (caulomer baru) pada bagian distalnya. Salah satu dari cabang-cabang ini tertunda pertumbuhan verticalnya untuk melanjutkan pertumbuhan batang. Cabang-cabang yang lain pada awalnya tumbuh ortotrop, kemudian menjadi plagiotrof (mendatar) karena oposisi atau substitusi. Misalnya Euphorbia pulcharrima dan beberapa species Piper.
c. Model Fagerlind
Batang berstruktur monopodial dan pertumbuhannya ritmik. Cabangnya tersusun seperti dalam karangan sebagai akibat pertumbuhan ritmik dari batang. Cabang tersebut berstruktur simpodial dan tumbuh plagiotrop. Misalnya Rothmannila longiflora dan Miconia sp.
d. Model Petit
Batang berstruktur monopodial dengan pertumbuhan continue. Cabang tumbuh plagiotrop dan berstruktur simpodial. Misalnya Gossypium arboretum, Gossypium hirsutum, dan Morinda lucida.
e. Model Aubreville
Batang berstruktur monopodial dengan pertumbuhan ritmik. Cabang tersusun seperti dalam karangan dan tumbuh plagiotrop. Setiap cabang berstruktur simpodial yang dibentuk oleh caulomer-caulomer yang tumbuhnya tak terbatas. Misalnya Terminalia catapa, Elaeocarpus pedunculatus, dan Manilkara hidentata.
f. Model Scarrone
Batang berstruktur monopodial dengan pertumbuhan ritmik. Cabang tersusun seperti dalam karangan, berstruktur simpodial, dan tumbuh ortotrop. Perbungaan letaknya terminal pada cabang. Misalnya Mangifera incida, Casia siamea, dan Pandanus candelabrum.
g. Model Rauh
Batang berstruktur monopodial dengan pertumbuhan ritmik. Cabang tersusun seperti dalam karangan, berstruktur monopodial, pertumbuhannya ritmik dan ortotrop. Cabang dengan batang secara morfologi identik. Misalnya Hevea braziliensis, Araucaria araucana, Pinus mercusii, Pinus silvestris, Podocarpus salicifolius, Dillenia indica, dan Canarium schweinfurthii.
h. Model Attim
Batang terstruktur monopodial dengan pertumbuhan continue. Cabang tumbuh ortotrop dan berstruktur monopodial. Cabang dengan batang secara morfologi identik. Misalnya Casuarina equisetifolia, Eucalyptus globules, dan Rhizophora recemosa.
i. Model Nozeran
Batang berstruktur simpodial dengan pertumbuhan ritmik. Setiap caulomer penyusun batang sebelum mengalami penghentian tumbuh, menghasilkan lebih dari satu cabang (caulomer baru) pada bagian distalnya. Salah satu cabang tertunda pertumbuhannya dan selanjutnya tumbuh vertical untuk meneruskan pertumbuhan batang. Cabang-cabang yang lainnya tetap tumbuh plagiotrop. Cabang-cabang ini dapat berstruktur monopodial atai simpodial. Misalnya Theobroma cacao dan Dichostemma glaucescenes.
j. Model Massart
Batang tumbuh ortotrop dengan pertumbuhan ritmik dan berstruktur monopodial. Cabang tersusun seperti dalam karang, tumbuh plagiotrop, dan berstruktur monopodial atau simpodial. Misalnya Abies alba, Taxus baecata, Ceiba pentandra, Diospyros sp, dan Myristica fragrans.
k. Model Raux
Batang berstruktur monopodial, dengan pertumbuhan continue. Cabang berstruktur monopodial dan tumbuh plagiotrop. Misalnya Cananga oborata, Durio zibethinus, Phillanthus discotaeus, Coffea arabica, dan Celtis intergifolia.
l. Model Cook
Batang berstruktur monopodial dengan pertumbuhan continue. Cabang dibentuk secara terus menerus, tetapi keberadaannya sementara (sebentar). Misalnya Homalium sp, dan Canthium glabriflorum.
3. Tumbuhan dengan sumbu vegetative berstruktur campuran
Pada kelompok ini, batang utama tubuh tumbuhan berstruktur simpodial, yakni terdiri dari beberapa unit caulomer. Setiap caulomer terdiri atas dua bagian yaitu bagian basal, yang tumbuh vertical dan berfungsi sebagai batang utama, dan bagian distal yang tumbuh horizontal dan berperan sebagai cabang. Kedua bagian tersebut di pisahkan oleh lengkungan yang sudutnya bervariasi. Lengkungan ini berperan sebagai puncak pohon. Dengan kata lain puncak pohon yang sebenarnya adalah lengkungan dari caulomer yang paling atas (terakhir).
a. Model Champagnat.
Batang tumbuh ortotrop dan berstruktur simpodial. Bagian distal dari setiap caulomer yang membentuk batang tumbuh kearah samping dan akhirnya terkulai karena bebannya sendiri. Misalnya Thunbergia erecta, Sambucus, Nigra, Caesalpinia pulcherima, Lagerstroemia indica, Baugainvillea spectabilis, B. glabra dan Rubus saxatilis.
b. Model Mangenot
Batang tumbuh ortotrop dan berstruktur simpodial. Bagian distal dari setiap caulomer yang membentuk batang tumbuh kearah samping, membentuk cabang yang tumbuh plagiotrop. Misalnya Canthium orthacanthum dan Guatteria sp.
c. Model Troll
Batang maupun cabang tumbuh plagiotrop, kecuali pada sebagian kecil daerah proksimal. Bagian proksimal dari setiap caulomer pembentuk batang terorientasi secara sekunder kearah verikal. Misalnya Annona muricata, Bridelia micrantha, Bauhinia purpurea, Casia javanica, Delonix regia, Celtis autralis dan Pterocarpus officinalis. (Team Pengajar,. 2014: 16-22)

B.     Alat dan Bahan
No
Nama Alat
Jumlah
No
Nama Bahan
Jumlah
1.
Lup (kaca pembesar)
1
1.
 Batang Jagung
1
2.
Cutter/silet
1
2.
Batang Jati Muda
1
3.
Pensil
1
3.
Batang Jati Tua
1
4.
Penghapus
1
4.
Batang Pepaya
1
5.
Penggaris
1
5.
Batang Mangga
1
6.
Buku gambar
1
6.
Batang Pisang
1
7.
Pensil Warna
1 pak
7.
Batang Singkong
1
8.
Batang Damar
1
C. Langkah Kerja
Amati batang dari berbagai jenis tumbuhan yang sudah disiapkan

Gambar batang tersebut pada buku gambar. untuk

Menunjukan dan memberikan keterangan jenis percabangan pada masing-masing tumbuhan tersebut

Menyebutkan jenis pola percabangan pada tiap tumbuhan tersebut, apakah termasuk kedalam percabangan monopodial, simpodial, dll.

D.    Hasil Pengamatan
No
Gambar Hasil Pengamatan
Gambar Literatur
Klasifikasi
1.
Nama Indonesia: Jagung
Nama Daerah: Jagong
Kingdom:Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Poales
Famili:
Poaceae
Genus:
Zea
Spesies: Zea mays
2.
Nama Indonesia: Jati Muda
Nama Daerah: Tangkal Jati

Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Verbenales
Famili:
Verbenaceae
Genus:
Tectona
Spesies: Tectona grandis L.
3.
Nama Indonesia : Jati Tua
Nama Daerah : Tangkal Jati

Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Verbenales
Famili:
Verbenaceae
Genus:
Tectona
Spesies: Tectona grandis L.
4.
Nama Indonesia: Pepaya
Nama Daerah: Gedang

Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida Ordo:   Violales
Famili:Caricaceae
Genus:Carica
Spesies: Carica papaya
5.
Nama Indonesia: Mangga
Nama Daerah: Buah

Kingdom: Plantae
Divisi:Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus: Mangifera
Spesies: Mangifera indica
6.
Nama Indonesia: Pisang
Nama Daerah: Cau
Kingdom: Plantae
Divisi:Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo : Musales
Famili : Musaceae
Genus: Musa
Spesies: Musa paradisiaca
7.
Nama Indonesia: Singkong
Nama Daerah: Sampeu
Kingdom: Plantae
Divisi:Magnoliophyta
Kelas:Magnoliopsida
Ordo: Euphorblales
Famili:Euphorblaceae
Genus: Manihot
Spesies:
Manihot esculenta
8.
Nama Indonesia: Damar
Nama Daerah: Damar

Kingdom: Plantae
Divisi:Pinophyta
Kelas:Pinopsida
Ordo: Pinales
Famili:Araucariaceae
Genus: Araucaria
Spesies:
Araucaria sp

E. Pembahasan
Gambar 1 Batang Jagung. Merupakan batang monokotil, dimana tidak memiliki kambium didalamnya. Batang ini tidak becabang, berbentuk lurus ke atas dan diselimuti daun disetiap ruasnya. Batang ini termasuk batang yang berpola cabang monopodial.
Gambar 2 Batang Jati Muda. Merupakan batang dikotil, dimana memiliki kambium di dalamnya untuk pertumbuhan sekunder. Pada batang jadi muda, bila dilihat dari penampang melintangnya, bagian dalamnya berbentuk kotak yang menandakan bahwa pohon ini masih muda. Batang ini juga tidak bercabang, berbentuk lurus ke atas dan terdapat tangkai daun di bagian kanan dan kiri batang. Batang ini termasuk batang yang berpola cabang monopodial.
Gambar 3 Batang Jati Tua. Merupakan batang dikotil, dimana memiliki kambium di dalamnya untuk pertumbuhan sekunder. Pada batang jadi tua, bila dilihat dari penampang melintangnya, bagian dalamnya berbentuk bulat yang menandakan bahwa pohon ini telah berusia tua. Setiap lapisan bulatan menandakan tahun tumbuhnya Batang ini juga tidak bercabang, berbentuk lurus ke atas dan terdapat tangkai daun di bagian kanan dan kiri batang. Batang ini termasuk batang yang berpola cabang monopodial.
Gambar 4 Batang Pepaya . Merupakan batang dikotil, dimana memiliki kambium didalamnya. Batang ini tidak becabang, berbentuk lurus ke atas. Batang ini termasuk batang yang berpola cabang monopodial.
Gambar 5 Batang Mangga. Merupakan batang dikotil, dimana memiliki kambium didalamnya. Batang ini becabang, berbentuk lurus ke atas dan bercabang 2 , kemudian terus bercabang ke atasnya. Batang ini termasuk batang yang berpola cabang simpodial model scarrone.
Gambar 6 Batang Pisang. Merupakan batang monokotil, dimana tidak memiliki kambium didalamnya. Batang ini tidak becabang, berbentuk lurus ke atas dan diselimuti daun disetiap ruasnya. Batang ini termasuk batang yang berpola cabang monopodial.
Gambar 7 Batang Singkong. Merupakan batang dikotil, dimana memiliki kambium didalamnya. Batang ini becabang, berbentuk lurus agak ke samping dengan cabang 2 di tiap ujung dan terus bercabang lagi. Batang ini termasuk batang yang berpola cabang simpodial model leeuwenberg.
Gambar 8 Batang Damar. Batang ini tidak becabang, berbentuk lurus ke atas dan terdapat tangkai daun disetiap ruasnya. Batang ini termasuk batang yang berpola cabang monopodial.
No
Nama Spesies
Percabangan
Model
Penjelasan Model
Gambar Model
1.
Zea mays
Monopodial
Corner
Batang tumbuh tidak terbatas. Pembungaan letaknya terminal.
2.
Tectona grandis L.
Monopodial
Attim
Monopodial dengan pertumbuhan kontinu cabang tumbuh entotrop.
3.
Carica papaya
Monopodial
Corner
Batang tumbuh tidak terbatas. Pembungaan letaknya terminal.
4.
Musa paradisiaca
Monopodial
Tomlinson
Struktur simpodial, coulomer muncul dan bagian proksimal coulomer
5.
Manihot esculenta
Simpodial
Leeuwenberg
Coulomer menghasilkan lebih dari satu coulomer pada proksimal coulomer baru tumbuh, menempati ruangan yang tersedia.
6.
Mangifera indica
Simpodial
Scarrone
Batang berstruktur monopodial dengan pertumbuhan ritmik.
7.
Araucaria sp
Monopodial
Rauh
Berstruktur monopodial dengan pertumbuhan ritmik. Cabang tersusun seperti dalam karangan.
Pertanyaan dan Diskusi
1. Dimanakah terdapat tunas apical ? dan apakah fungsinya ?
2. Dimanakah terdapat tunas aksilar ? dan apakah fungsinya ?
3. Apakah terdapat perbedaan antara batang jati muda dan tua ? jelaskan !
4. Apakah terdapat perbedaan antara batang jati dan jagung ?
5. Apakah pada batang jati dewasa buku dan ruas masih dapat dibedakan ?
6. Apakah pada batang jagung buku dan ruas masih dapat dibedakan ?
7. Deskriptifkan secara singkat perbedaan pola percabangan yang ditugaskan ?
8. Berikan kesimpulan dan saran ?

Jawaban
1. Pada ujung batang. Untuk pertumbuhan primer pada batang.
2. Pada ketiak batang. Untuk membentuk percabangan pada batang.
3. Ada. Pada bagian tengahnya, kalo jadi muda berbentuk kotak dan kalo jati tua berbentuk bulat.
4. Ada. Pada jati mengalami pertumbuhan primer dan sekunder, sedangkan pada jagung hanya mengalami pertumbuhan primer.
5. Masih
6. Tidak
7. Percabangan ada 2 , monopodial dan simpodial. Monopodial, dimana suatu batang/ cabang dapat tumbuh terus ke atas akibat aktivitas meristem apikal. Sedangkan simpodial, dimana suatu batang terbentuk dari suatu seri linier unit-unit batang yang berkembang daru satu tunas aksilar.
8. Setiap tumbuhan memiliki percabangan yang berbeda. Percabangan dapat terjadi melalui aktivitas tunas aksilar atau tunas adventitis.

Pertanyaan 2 (Model Percabangan pada Manihot esculenta)
1. Apakah perbungaan letaknya terminal? bila tidak ada perbungaan, apakah apeks pucuk mengalami penghentian tumbuh?
2. Dimanakah cabang-cabang baru terbentuk dan apakah cabang-cabang yang baru terbentuk tersebut memiliki sifat yang sama dengan cabang sebelumnya?
3. Dengan memperhatikan jawaban pertanyaan 1 dan 2, apakah setiap cabang dapat dinyatakan sebagai satu caulomer? Berikan alasannya!
4. Kemanakah arah pertumbuhan cabang baru?
5. Dengan menggunakan jawaban pertanyaan 1 sampai 4 jelaskan model struktur percabangan pada pertumbuhan singkong! Termasuk model yang mana struktur percabangan pada tumbuhan singkong?
Jawaban
1. Bila belum ada perhubungan apeks akan terus tumbuh dan tidak ada penghentian karen apeks faktor utama dan tumbuhnya bunga.
2. Akan memiliki sifat yang sama karena cabang yang satu dengan cabang yang baru lainnya sama.
3. Ini bisa dikatakan satu caulomer karena sifat dari singkong tersebut memiliki batang satu dan terjadi percabngan-percabangan baru terjadi pada ujung batang dekat pucuk untuk membentuk daun-daun.
4. Arah percabangan baru keatas pada ujung batang tetapi karena beban yang dimiliki daun maka dari itu terkulai kebawah.
5. Termasuk model leeuwenberg, karena setiap caulomer menghasilkan lebih dari satu caulomer baru pada bagian proksimalnya.

F. Kesimpulan
Pertumbuhan adalah adanya perubahan ukuran, volume, dan jumlah sel pada tumbuhan di sepanjang hidupnya. Perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada tanaman dengan timbulnya struktur dan organ baru dengan fungsi yang berbeda.
Dari hasil pengamatan yang dilaksanakan kelompok kami, dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap tumbuhan memiliki percabangan yang berbeda. Percabangan dapat terjadi melalui aktivitas tunas aksilar atau tunas adventitis
.
G. Daftar Pustaka
S.Suradinata,Tatang.1998.Struktur Tumbuhan.Bandung:Angkasa
Team Pengajar.2014.Buku Petunjuk Praktikum Morfologi Tumbuhan. Bandung:Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA IKIP Bandung.
Tjitrosoepomo,Gembong.2009.Morfologi Tumbuhan.Yogyakarta:Gadjah Mada University Press

http://tugaskomputersemester3.blogspot.com/2017/01/laporan-praktikum-mortun-percabangan.html

0 Response to "Laporan Praktikum Morfologi Tumbuhan (Percabangan)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel