Laporan Praktikum Biokimia Uji Kelarutan dan Pengendapan Protein

Laporan Praktikum Biokimia Uji Kelarutan dan Pengendapan Protein  

BAB I
PENDAHULUAN

Baca Juga

1.1 Latar Belakang
Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup, baik tumbuhan maupun hewan. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein merupakan komponen terbesar setelah air. Kira-kira dari 50% berat yang terdiri atas unsur-unsur karbon (50-55%), hidrogen (±7%), oksigen (±13%), dan fosfor (P) dalam jumlah sedikit (1-2%). Ada beberapa protein lainnya mengandung unsur logam seperti tembaga dan besi (Sirajuddin, 2012).

Protein merupakan senyawa kimia yang sangat kompleks. Pada sel hidup, protein mempunyai dua peran utama, yaitu peran katalitik dan mekanik. Peran katalitik ditunjukkan oleh enzim, sedangkan peran mekanik ditunjukkan oleh protein otot (Setiawati, 2002).

Protein adalah suatu polipeptida yang mempunyai bobot molekul yang sangat bervariasi, dari 5000 hingga lebih dari satu juta. Di samping berat molekul yang berbeda-beda, protein mempunyai sifat yang berbeda-beda pula. Ada protein yang mudah larut dalam air, tetapi ada juga yang sukar larut dalam air. Dalam kehidupan protein memegang peranan yang penting pula. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein berfungsi sebagai biokatalis. Di samping itu, hemoglobin dalam butir-butir darah merah atau eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh, adalah salah satu jenis protein. Demikian pula zat-zat yang berperan untuk melawan bakteri penyakit atau yang disebut antigen, juga suatu protein (Poedjiadi, 2009).

1.2 Tujuan Praktikum
1. Mengetahui daya larut protein terhadap pelarut tertentu.
2. Mengetahui pengaruh larutan garam konsentrasi tinggi terhadap sifat kelarutan protein.
3. Mengetahui pengaruh logam berat dan asam organik terhadap sifat kelarutan protein.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Secara kimia dapat dibedakan antara protein sederhana yang terdiri dari polipeptida dan protein kompleks yang mengandung zat-zat makanan tambahan seperti hern, karbohidrat, lipid atau asam nukleat. Secara fungsional protein juga menunjukkan banyak perbedaan. Dalam sel mereka berfungsi sebagai enzim, bahan bangunan, pelumas dan molekul pengemban. Tapi sebenarnya protein merupakan polimer alam yang tersusun dari berbagai asam amino melalui ikatan peptida (Hart, 1987).

Protein merupakan makromolekul yang paling melimpah di dalam sel dan menyusun lebih dari setengah berat kering pada semua organisme. Sebagai makro molekul, protein merupakan senyawa organik yang mempunyai berat molekul tinggi dan berkisar antara beberapa ribu sampai jutaan dan tersusun dari C, H, O dan N serta unsur lainnya seperti S yang membentuk asam-asam amino. Semua protein pada semua makhluk, dibangun oleh oleh susunan dasar yang sama, yaitu 20 macam asam amino baku yang molekulnya sendiri tidak mempunyai aktivitas biologis sedang protein sebagai enzim dan hormon mempunyai fungsi khusus. Disamping itu protein dapat berfungsi sebagai pembangun struktur, sumber energi, penyangga racun, pengatur pH dan bahkan sebagai pembawa sifat turunan dari generasi ke generasi (Patong, dkk., 2012).

Dalam kehidupan protein memegang peranan yang penting pula. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein berfungsi sebagai biokatalis. Di samping itu, hemoglobin dalam butir-butir darah merah atau eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh, adalah salah satu jenis protein. Demikian pula zat-zat yang berperan untuk melawan bakteri penyakit atau yang disebut antigen, juga suatu protein (Kuchel dan Ralston 2006).

Protein merupakan molekul yang dikenal mempunyai struktur yang paling rumit. Sesuai dengan fungsinya yang beragam itu, molekul protein sangat beragam itu, molekul protein sangat beragam bentuknya, setiap jenis protein memiliki bentuk tiga dimensi atau konfirmasi yang unik. Meskipun protein beragam, semua molekul protein merupakan polimer yang dibangun dari kumpulan 20 asam amino yang sama. Polimer asam amino disebut polipeptida. Suatu protein terdiri atas satu atau lebih polipeptida yang terlipat dan terbelit membentuk suatu kesesuaian yang spesifik (Anwar. 1994).

Denaturasi adalah proses yang mengubah struktur molekul tanpa memutuskan ikatan kovalen. Proses ini bersifat khusus untuk protein dan mempengaruhi protein yang berlainan dan sampai yang tingkat berbeda pula. Denaturasi dapat terjadi oleh berbagai penyebab yang paling penting adalah bahan, pH, garam, dan pengaruh permukaan. Denaturasi biasanya dibarengi oleh hilangnya aktivitas biologi dan perubahan yang berarti pada beberapa sifat fisika dan fungsi seperti kelarutan (Deman,1997).

BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan
Alat : Tabung reaksi Bahan : Larutan NaOH 40%
Rak tabung reaksi Larutan HCl 10%
Pipet ukur Aquades
Pipet tetes Larutan (NH4)2SO4 jenuh
Larutan HgCl2 5%
Larutan CuSO4 0,5%
Larutan CaCl2 5%
Larutan Pb-asetat 5%
Larutan MgSO4 5%
Larutan NaCl 5%
Larutan BaCl2 5%
Albumin telur

3.2 Cara Kerja
A. Uji Kelarutan Protein
1. Menyediakan 5 tabung reaksi, masing-masing diisi dengan : aquades, HCl 10%, NaOH 40%, alkohol 96% dan kloroform sebanyak 1 ml.
2. Menambahkan 2 ml larutan albumin telur pada setiap tabung reaksi.
3. Dikocok dengan kuat, kemudian mengamati sifat kelarutannya.

B. Uji Pengendapan Protein Dengan Garam
1. Menyediakan 5 tabung reaksi, masing-masing diisi dengan 2 ml albumin telur.
2. Pada tabung 1, 2, 3, 4 dan 5 berturut-turut ditambahkan larutan NaCl 5%, BaCl2 5%, CaCl2 5%, MgSO4 5% dan (NH4)2SO4 jenuh setetes demi setetes sampai timbul endapan.
3. Selanjutnya menambahkan kembali larutan-larutan garam secara berlebihan.
4. Mengocok tabung reaksi tersebut, kemudian mengamati perubahan yang terjadi.

C. Uji Endapan Protein Dengan Logam dan Asam Organik
1. Menyediakan 3 tabung reaksi, masing-masing diisi dengan 2 ml albumin telur.
2. Pada tabung 1, 2 dan 3 berturut-turut ditambahkan 10 tetes larutan CuSO4 0,5%, HgCl2 5% dan Pb-asetat 5%.
3. Mengocok setiap tabung dan mengamati perubahan yang terjadi.

D. Denaturasi
1. Menuangkan 3 ml albumin telur ke dalam tabung reaksi.
2. Memanaskan sampai mendidih selama beberapa menit denga api kecil.
3. Mengamati apa yang terjadi.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Uji Kelarutan Protein
Bahan
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
Tabung 4
Tabung 5
Albumin telur
2 ml
2 ml
2 ml
2 ml
2 ml
Aquades
1 ml
HCl 10%
1 ml
NaOH 40%
1 ml
Alkohol 96%
1 ml
Kloroform
1 ml
Kocok tabung reaksi dengan kuat
Hasil :
Larut/tidak larut
Larut
Larut
Larut
Larut
Tidak larut
B. Uji Pengendapan Protein dengan Garam
Bahan
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
Tabung 4
Tabung 5
Albumin telur
2 ml
2 ml
2 ml
2 ml
2 ml
NaCl 5%
berlebih
BaCl2 5%
berlebih
CaCl2 5%
berlebih
MgSO4 5%
berlebih
(NH4)2SO4 jenuh
berlebih
Kocok tabung reaksi dengan kuat
Hasil : Endapan
Banyak/sedikit
Sedikit
+
sedikit
Sedikit
+
sedikit
Sedikit
+
Tidak ada
Sedikit
+
sedikit
Sedikit
+
Tidak ada
C. Uji Pengendapan Protein dengan Logam dan Asam Organik
Bahan
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
Albumin telur
2 ml
2 ml
2 ml
CuSO4 0,5%
10 tetes
HgCl2 5%
10 tetes
Pb-asetat 5%
10 tetes
Kocok tabung reaksi dengan kuat
Hasil : Endapan
Ada/tidak
Tidak
Tidak
Tidak
D. Denaturasi Protein
Bahan Uji dan Perlakuan
Pengamatan
Albumin telur dipanaskan
Warna berubah menjadi putih susu
Pada saat dipanaskan membentuk gelembung.

BAB V
PEMBAHASAN

Pada acara praktikum kali ini, kami menguji kelarutan dan pengendapan protein. Daya larut protein di dalam air, asam atau basa berbeda-beda, ada sebagian yang mudah larut dan ada pula yang sukar larut. Serta pada umumnya protein sangat peka terhadap pengaruh-pengaruh fisik dan zat kimia sehingga mudah mengalami perubahan bentuk. Untuk mengetahui hal-hal tersebut, maka dilaksanakanlah praktikum ini. Ada 4 judul pengujian yang dilakukan dalam praktikum ini, yaitu :

Uji pertama ialah uji kelarutan protein dengan menggunakan aquades, HCl 10%, NaOH 40%, alkohol 96%, kloroform dan albumin telur. Adapun hasil dari uji ini, pada tabung pertama berisi 2 ml albumin telur ditambahkan 1 ml aquades menghasilkan albumin telur larut dalam aquades. Pada tabung kedua berisi 2 ml albumin telur ditambahkan 1 ml HCl 10% menghasilkan albumin telur larut dalam larutan HCl 10%. Pada tabung ketiga berisi 2 ml albumin telur ditambahkan NaOH 40% menghasilkan albumin telur larut dalam larutan NaOH 40%. Pada tabung keempat berisi 2 ml albumin telur ditambahkan 1 ml alkohol 96% menghasilkan albumin telur larut dalam alkohol 96%. Dan pada tabung kelima yang berisi 2 ml albumin telur ditambahkan 1 ml kloroform menghasilkan albumin telur tidak larut dalam kloroform.

Uji kedua ialah uji pengendapan protein dengan garam. Uji ini menggunakan albumin telur, NaCl 5%, BaCl2 5%, CaCl2 5%, MgSO4 5% dan (NH4)2SO4 jenuh. Adapun hasil dari uji ini ialah, pada tabung pertama berisi 2 ml albumin telur dan ditambahkan NaCl 5% berlebih menghasilkan sedikit endapan. Pada tabung kedua berisi 2 ml albumin telur dan ditambahkan NaCl 5% berlebih menghasilkan sedikit endapan. Pada tabung ketiga berisi 2 ml albumin telur ditambahkan CaCl2 5% berlebih menghasilkan sedikit endapan. Pada tabung keempat berisi 2 ml albumin telur dan ditambahkan MgSO4 5% berlebih menghasilkan sedikit endapan. Dan pada tabung kelima berisi 2 ml albumin telur ditambahkan (NH4)2SO4 jenuh berlebih menghasilkan sedikit pula endapan.
Uji ketiga ialah uji pengendapan protein dengan logam dan asam organik. Uji ini menggunakan Albumin telur, CuSO4 0,5%, HgCl2 5% dan Pb-asetat 5% sebagai bahan. Adapun hasil dari uji ini ialah, tabung pertama berisi 2 ml albumin telur ditambahkan 10 tetes CuSO4 0,5% tidak menghasilkan endapan. Pada tabung keduan berisi 2 ml albumin telur ditambahkan 10 tetes HgCl2 5% tidak menghasilkan endapan. Dan pada tabung ketiga berisi 2 ml albumin telur ditambahkan 10 tetes Pb-asetat 5% juga tidak menghasilkan endapan.

Uji yag keempat ialah denaturasi protein. Pada uji ini bahan yang digunakan hanya albumin telur yang perlakuannyahanya dipanaskan. Adapun hasilnya ialah warna albumin telur berubah menjadi putih dan ada saat dipanaskan membentuk gelembung.

Hasil uji diatas lalu kami bandingkan dengan literatur dan hasilnya berbanding lurus. Sifat-sifat protein berbeda-beda saat berhidrolisis dengan air, beberapa reagen dengan pemanasan serta beberapa perlakuan lainya. Kelarutan protein akan berkurang bila kedalaman larutan protein ditambahkan garam-garam anorganik. Pengendapan terus terjadi karena kemampuan ion garam untuk menghidrasi, sehingga terjadi kompetisi antara garam anorganik dengan molekul protein untuk menngikat air. Garam anorganik lebih menarik air maka jumlah air yang tersedia untuk molekul protein akan berkurang (Pratiwi, 2007).
Protein dapat diendapkan dengan pennambahan alkohol. Pelarut organik akan mengubah (mengurangi) konstanta dielektrika dari air, sehingga kelarutan protein berkurang, dan juga karena alkohol akan berkompetisi dengan protein terhadap air (Effendi, 2003).

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
1. Pada percobaan uji kelarutan protein, protein ( albumin telur 2ml ) dapat larut pada aquades 1 ml, HCl 10% 1 ml, NaOH 40% 1ml, Alkohol 96% 1ml, dan pada kloroform 1ml, protein tidak dapat larut. Daya larut protein di setiap larutan berbeda-beda tergantung dengan jenih larutan dankonsentrasi larutan itu sendiri.
2. Uji pengendapan protein dengan garam, protein ( albumin telur 2ml ) menghasilkan endapan ketika diberi garam yang berlebih ( NaCl 5%, BaCl2 5%, CaCl2 5%, MgSO4 5% dan (NH4)2SO4 jenuh.) Ketika konsentrasi garam pelarut semakin tinggi maka garam tersebut semakin efektif dalam mengendapkan protein.
3. Protein pada umunya tidak larut tehadap Asam Organik dan juga logam. Dan juga megalami denaturasi.

6.2 Saran
Pada saat melakukan praktikum, diharapkan co-ass dan praktikan dapat menjadikan suasana di dalam ruangan praktikum tetap kondusif sehingga praktikum dapat berjalan dengan lancar.

JAWABAN PERTANYAAN

Pertanyaan :
1. Jelaskan mengapa dengan penambahhan garam berkonsentrasi tinggi kelarutan protein menjadi berkurang, sehingga dapat mengendap !
2. Pada percobaan manakah garamnya lebih efektif untuk mengendapkan protein ? Mengapa ?
3. Jelaskan mengapa susu atau putih telur dapat digunakan sebagai antidotun pada keracunan logam-logam berat ?

Jawaban :
1. Karena dengan semakin tinggi konsentrasi garam maka protein akan semakin sukar larut hal ini diakibatkan larutan agaram semakin pekat dan juga semakin lemah mengikat protein sehingga protein mengendap.
2. Garam yang paling efektif adalah garam BaCl 5%. Karena jumlah muatan ion di dalam garam ini lebih banyak.
3. Karena logam yang ditambahkan protein albumin akan menyebabkan logam dan albumin itu mengendap sehingga racun dari logam berat tadi akan mudah untuk keluar dari tubuh.

DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Chairil. Dkk. 1994. Pengantar Praktikum KimiaOrganik. Yogyakarta :
Universitas Gajah Mada.
Deman, M. John, 1997, Kimia Makanan. Bandung : Institut Teknologi Bandung.
Effendi Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengolahan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta : Kanisius.
Hart,H, 1987, Kimia Organik, Alih Bahasa: Sumanir Ahmadi. Jakarta : Erlangga.
Kuchel, P. dan Ralston G. B., 2006, Biokimia Schaum’s Easy Outlines. Jakarta :
Erlangga.
Patong, A.R., dkk., 2012, Biokimia Dasar. Makassar : Lembah Harapan Press.
Poedjiadi, A., dan Supriyanti, F.M.T., 2009. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : Universitas Indonesia.
Pratiwi, Sri Maryati, dkk.. 2007. Biologi untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Sirajuddin, S., 2012. Petunjuk Praktikum Biokimia. Makassar : Universitas Hasanuddin.
Setiawati. 2002. Biokimia I. Jogjakarta : Gajah Mada University Press

http://elizauniversitasbengkulu.blogspot.com/2017/01/laporan-praktikum-biokimia-uji.html

Related Posts

0 Response to "Laporan Praktikum Biokimia Uji Kelarutan dan Pengendapan Protein "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel